Surabaya (07/03/18), Wah wah wah, UKM Surabaya patut bangga rek! Pasalnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan 98% pembangunan ekonomi di Kota Pahlawan ditopang dari sektor Usaha Kecil Menengah (UKM), 2% sisanya adalah perusahaan besar. UKM yang tergabung di Pemerintah Kota Surabaya dlm Pahlawan Ekonomi & Pejuang Muda kini telah dilirik pasar internasional.
Kabarnya Amerika Serikat yang tergabung dalam US-ASEAN Business Council menawarkan solusi digital kepada pelaku UKM Surabaya untuk mengakses pasar global. Bersamanya, Konjen Amerika dan Kemenkop & UKM Indonesia mengajak lebih dari 200 pemilik UKM di Kota Surabaya dan sekitarnya berpartisipasi dalam lokakarya bertajuk "Surabaya SME's Go Digital and International" Dengan adanya 98% UKM yang berkembang di Surabaya, kini ekonomi Kota Pahlawan terbilang cukup stabil.
Walikota Surabaya inginkan UKM ini naik kelas, yaitu harus bisa ke tingkat internasional! Dilansir melalui jatim.antaranews.com, "Setidaknya dengan acara ini, pelaku UKM semakin kompetitif ke depannya. Selain itu, hal ini mampu terwujud karena dirinya menekankan kepada pelaku UKM untuk bersaing melalui Go Global Go Digital. Artinya, Go Digital dipilih untuk memasarkan produk lewat teknologi, sedangkan Go Global bekerja sama dg desainer untuk membuat packaging dan branding"
Tri Risma juga mencontohkan beberapa segmen UKM telah mampu ekspor produk ke luar negeri, "Sekarang batik Surabaya, fashion, handicraft dan lain-lain sudah kita ekspor ke luar negeri seperti Afrika dan Eropa," tegasnya. Dalam workshop ini pula perusahaan-perusahaan multinasional seperti Facebook, FedEx, Google, Cisco dan HM Sampoerna turut memberikan pelatihan. Gelaran acara seperti ini diharapkan mampu meningkatkan wawasan UKM khususnya yang berada di Surabaya untuk menjangkau pasar global melalui teknologi digital.
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta mengatakan, peran UMKM menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk dapat berkembang menjadi sebuah negara maju dengan fondasi ekonomi yang kuat. Dikutip melalui pipnews.co.id, Di kawasan regional ASEAN ini sesuai data dari Deloitte, telah tumbuh sebagai kawasan berbasis internet tercepat di dunia.Saat ini jumlah pengguna internet di ASEAN terdapat sebanyak 260 juta, dan lebih 700 juta koneksi aktif perangkat mobile.
Dari jumlah tersebut sekitar 70% pengguna internet merupakan penduduk berusia di bawah 40 tahun. Dari kondisi ini, perekonomian digital di ASEAN menghasilkan sekitar 150 miliar dolar Amerika per tahun pada periode 2015. Sebesar 40% nya dari jasa layanan online dan konektivitas. Karenanya, menurut Wayan ada hal-hal mencakup pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan sumber daya manusia, infrastruktur komunikasi, logistik, keamanan siber, serta pembentukan manajemen pelaksana perlu diatur sebaik mungkin.
Wayan menambahkan, “Kegiatan seperti ini tentu sangat diharapkan bagi UKM untuk dapat naik kelas dengan memanfatkan sarana digital.” Kegiatan serupa ini perlu diadakan ke setiap daerah untuk membangun UKM yang berkualitas internasional.
Baca berita lainnya: indonesia-product.com/article