Presiden Joko Widodo rnengatakan, selain komitmen peningkatan kesejahteraan dan perdamaian di kawasan ASEAN serta Amerika Serikat, Indonesia juga menekankan pentingnya keberpihakan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya bidang ekonomi dan inovasi digital. Saat rnernberikan keterangan pers setelah tiba di Jakarta, Jumat (19/2), Presiden Jokowi menyatakan, Pemerintah RI ingin hasil-hasil dari konferensi tingkat tinggi antara negata-negara ASEAN dan Pemerintah AS sungguh berrnanfaat bagi pemerintah dan masyarakat.
Dalam pemyataan pers yang disampaikan Presiden Jokowi, hadir pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejurnlah menteri, diantaranya Menko Polhukam Luhut B Pandjaitan dan Menko Perekonomian Darmin Nasution. Lebih jauh Presiden Jokowi mengatakan, dari pertemuan ASEAN-AS, Indonesia menindaklanjutinya dengan kurtjungan ke Silicon Valley di San Francisco, AS. Dari hasil pertemuan dengan para eksekutif sejurnlah perusahaan teknologi informasi (TI), mereka telah memberikan komitmen. di antaranya pelatihan pengembangan digital Misali! nya. dengan CEO Google dan perusahaan lainnya akan ada per latihan terhadap LOOO technopreneur sampai tahun 2020, papar Presiden.
Terkait penanganan terorisme, tambah Presiden. Perusahaan-perusahaan digital AS sudah diajak untuk bersama-sama menangkal isu-isu terorisme dengan 1 nartisi dan toleransi untuk mencegahnya. Mereka sangat antusias membantu dengan inisiatif yang saya namakan empowering leaders of peace, kata Presiden Jokowi. Presiden Jokowi selama dua hari, 15-16 Februari lalu, mengikuti KTT ASEAN-AS di California, AS. Selanjutnya, sebelum mengunjungi sejurnlah perusahaan Tl, Presiden bertemu dengan diaspora Indonesia Sebelumnya, Presiden bertemu dengan Mark Zuckerberg, pendiri sekaligus CEO Facebook, yang didampingi para eksekutif Facebook di Silicon Valley.
Presiden juga bertemu dengan Sundar Pichai, CEO Google, dan eksekutif Google lainnya di Google Saeed Amidi, CEO Plug and Play serta Jack Dorsey, CEO Nitter. Masalah Laut Tiongkok Selatan ikut menjad.i bahasan dalam KTT ASEAN-AS tersebut ketika membahas topik politik dan keamanan. Hampir semua pihak yang hadir dalam KIT tersebut memberikan perhatian karena ada kekhawatiran tensi di Laut Tiongkok Selatan semakin lama semakin meningkat. Penyelesaian code of conduct (COC) dinilai menjadi sangat penting. Tentu kita tidak bisa menghindari bahwa isu mengenai Laut Tiongkok Selatan dibahas.
Intinya memang ada perhatian terhadap situasi di Laut Tiongkok Selatan, kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. Bahkan, menurut Retno, dalam forum tersebut terdapat sepakatan, yakni perlunya terus dilakukan pendekatan konstruktif dengan Tiongkok serta membangun kepercayaan di antara negara-negara sekitar Laut Tiongkok Selatan. Posisi Indonesia hingga saat ini terus berupaya mendorong agar Tiongkok dapat mulai menyepakati dan membahas isu-isu yang substantif yang terkait dengan Coe. Harapannya tahun ini sudah ada perkembangan yang lebih maju lagi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kita mencoba mendorong agar code of conduct itu mulai dibahas agar negosiasinya cepat dimulai, ujar Menlu Retno. (SON,IHAR)