Author Topic: Saat Pandemi, Industri Mebel Dan Kerajinan Meningkat  (Read 3820 times)

Offlineindonesiafurniture

Administrator

Jr. Member

 Industri mebel dan kerajinan menjadi salah satu anomali bisnis karena justru menunjukan tren peningkatan saat situasi pandemi Covid-19. Hal ini diharapkan bisa menjadi pendorong peningkatan perekonomian dengan besarnya potensi sumber daya material maupun tenaga kerja yang bisa dimanfaatkan.

Industri furnitur dan kerajinan Indonesia masih mencatatkan transaksi bisnis yang positif di tengah situasi pandemi Covid-19. Sektor ini terus menunjukan tren membaik khususnya memasuki kuartal keempat tahun 2020 yang membuat para stakeholder optimistis tren prositif ini akan terus berlanjut hingga tahun depan.

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Perindustrian, nilai ekspor kayu olahan dan furnitur pada bulan Januari 2020 dari wilayah Jawa Timur senilai 146,21 juta dollar Amerika dan bulan Februari-Maret 2020 naik menjadi 155,06 juta dan 161,92 dollar Amerika. Di wilayah Cirebon maupun kawasan Jawa Barat lainnya nilainya juga terus meningkat.

Lebih lanjut lagi, data Global Trade Atlas 2020 mencatat ekspor funritur dari Indonesia ke Amerika periode Januari-Mei 2020 sebesar 582,11 juta dollar Amerika, meningkat hingga 51,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tinggi ini justru terjadi saat situasi pandemi dengan penerapan banyak aktivitas new normal.

Data-data ini menunjukan masih adanya kesempatan khususnya untuk sektor industri furnitur. Di masa pandemi, situasi new normal tidak menghalangi kegiatan ekspor-impor untuk terus berjalan terlebih di tengah situasi perang dagang Amerika dan Cina yang akan menciptakan peluang lebih besar bagi industri furnitur Indonesia.



Menurut Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur, industri furnitur dan kerajinan Indonesia akan terus menunjukan tren positif dan masa transisi terkait situasi pandemi harus bisa dimanfaatkan untuk terus meningkatkan penetrasi di pasar global yang bisa memberikan devisa pada negara menjadi lebih besar.

“Industri mebel dan kerajinan masih bisa tetap eksis bahkan terus meningkat di saat sektor yang lain terkena krisis. Ini bisa menjadi bantalan ekonomi yang kuat untuk konsidi eknomi dan menjadi jalan keluar negara untuk penyerapan tenaga kerja. Dengan sumber daya yang melimpah baik bahan baku maupun tenaga kerja, sektor ini bisa menjadi salah satu kekuatan untuk mendorong perekonomian,” ujarnya.

Lebih jauh lagi, peritel di pasar global juga meyakini kalau pandemi saat ini akan bisa diatasi pada tahun 2021 mendatang sehingga membawa harapan yang lebih tinggi khususnya untuk sektor mebel dan kerajinan. Karena itu kehadiran International Indonesia Furniture Expo (IFEX) yang akan dihelat bulan Maret 2021 menjadi event yang sangat baik.

Industri mebel dan kerajinan menjadi salah satu anomali bisnis karena justru menunjukan tren peningkatan saat situasi pandemi Covid-19. Hal ini diharapkan bisa menjadi pendorong peningkatan perekonomian dengan besarnya potensi sumber daya material maupun tenaga kerja yang bisa dimanfaatkan.

Industri furnitur dan kerajinan Indonesia masih mencatatkan transaksi bisnis yang positif di tengah situasi pandemi Covid-19. Sektor ini terus menunjukan tren membaik khususnya memasuki kuartal keempat tahun 2020 yang membuat para stakeholder optimistis tren prositif ini akan terus berlanjut hingga tahun depan.

Berdasarkan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Perindustrian, nilai ekspor kayu olahan dan furnitur pada bulan Januari 2020 dari wilayah Jawa Timur senilai 146,21 juta dollar Amerika dan bulan Februari-Maret 2020 naik menjadi 155,06 juta dan 161,92 dollar Amerika. Di wilayah Cirebon maupun kawasan Jawa Barat lainnya nilainya juga terus meningkat.

Lebih lanjut lagi, data Global Trade Atlas 2020 mencatat ekspor funritur dari Indonesia ke Amerika periode Januari-Mei 2020 sebesar 582,11 juta dollar Amerika, meningkat hingga 51,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tinggi ini justru terjadi saat situasi pandemi dengan penerapan banyak aktivitas new normal.

Data-data ini menunjukan masih adanya kesempatan khususnya untuk sektor industri furnitur. Di masa pandemi, situasi new normal tidak menghalangi kegiatan ekspor-impor untuk terus berjalan terlebih di tengah situasi perang dagang Amerika dan Cina yang akan menciptakan peluang lebih besar bagi industri furnitur Indonesia.

Menurut Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Abdul Sobur, industri furnitur dan kerajinan Indonesia akan terus menunjukan tren positif dan masa transisi terkait situasi pandemi harus bisa dimanfaatkan untuk terus meningkatkan penetrasi di pasar global yang bisa memberikan devisa pada negara menjadi lebih besar.

“Industri mebel dan kerajinan masih bisa tetap eksis bahkan terus meningkat di saat sektor yang lain terkena krisis. Ini bisa menjadi bantalan ekonomi yang kuat untuk konsidi eknomi dan menjadi jalan keluar negara untuk penyerapan tenaga kerja. Dengan sumber daya yang melimpah baik bahan baku maupun tenaga kerja, sektor ini bisa menjadi salah satu kekuatan untuk mendorong perekonomian,” ujarnya.

Lebih jauh lagi, peritel di pasar global juga meyakini kalau pandemi saat ini akan bisa diatasi pada tahun 2021 mendatang sehingga membawa harapan yang lebih tinggi khususnya untuk sektor mebel dan kerajinan. Karena itu kehadiran International Indonesia Furniture Expo (IFEX) yang akan dihelat bulan Maret 2021 menjadi event yang sangat baik.

IFEX kerap  menjadi acuan pasar furnitur Asia Tenggara sebagai tempat bertemunya para pengerajin lokal terbaik dengan international buyers dan ajang ini telah membuka jalan bagi pertumbuhan industri furnitur nasional. Hadirnya ribuan buyers dan pengunjung dari dalam dan luar negeri akan menjadi kesempatan emas untuk para pemain industri berekspansi ke pasar global. IFEX 2019 misalnya, telah menarik pengunjung mencapai 12 ribu orang dan transaksi on the spot mencapai 370 juta dollar Amerika.

Tahun ini IFEX tidak diselenggarakan karena pandemi dan tahun depan diharapkan ajang ini kembali bisa dilaksanakan secara offline.  Pihak penyelenggara akan mengupayakan untuk menampilkan produk-produk pengerajinn lokal di dalam product showcase sehingga bisa tetap nyaman unutk pengunjung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Kami sangat antusias untuk kembali menyelenggarakan ajang IFEX pada tahun 2021 mendatang karena kita sudah menjadi tujuan utama para pelaku  industri furnitur dunia yang mencari produk berkualitas. Kami juga terus melakukan penyempurnaan untuk persiapan ajang ini tahun depan sehingga bisa terlaksana dengan baik dan berdampak besar bagi perekonomian nasional,” beber Sobur.


Original article:
https://www.rumah.com/berita-properti/2020/11/194570/industri-mebel-dan-kerajinan-justru-meningkat-saat-pandemi