Festival Tenun Ikat Sumba digelar di Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Festival Tenun Ikat Sumba ini akan diikuti 2017 penenun di empat Kabupaten sedaratan Sumba.
Kegiatan ini juga disaksikan oleh Presiden Jokowi. Kebetulan orang nomor satu di negeri ini juga fokus pada crative industry.
Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengungkapkan, Presiden Joko Widodo dijadwalkan sudah berada di Sumba hari ini. Presiden Jokowi akan menikmati acara parade kuda Sandelwood sedaratan Pulau Sumba yang sudah berlangsung selama sepekan mulai dari 3-12 Juli.
Frans Lebu menjelaskan, Festival Tenun Ikat Sumba 2017 bertujuan untuk meningkatkan kualitas serta melestarikan tenun ikat yang ada di Sumba.
Pada festival ini, para penenun akan memperagakan aktivitas menenun mulai dari pencampuran warna hingga proses menjadi kain atau selendang.
"Nantinya, dalam festival ini para penenun akan memperagakan cara menenun mulai dari memintal, mengikat benang, memberi warna, hingga menenun menjadi kain tenun yang siap pakai," jelas Frans dalam rilisnya, Rabu (12/7/2017).
Acara ini juga didukung penuh oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar). “Ini potensi yang tak boleh disepelekan. Motif Tenun Sumba sangat khas. Desain ragamnya simetris. Ini melambangkan keseimbangan dan keharmonisan hidup manusia,” terang Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti.
Pewarnaan kain tenun Sumba menggunakan berbagai daun dan akar-akaran. Semua menggunakan warna alami. Dengan cara seperti itu, kain tenun Sumba warnanya semakin lama semakin bagus tidak pudar.
“Ada filosofinya, ada sejarahnya, punya story telling yang kuat. Ini sangat matching dengan pariwisata,” tambah Esthy.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Marius Ardu Jelamu menambahkan, Festival Tenun Ikat Sumba juga disemarakkan pameran dan bazar lokal yang menampilkan produk dan inovasi tenun ikat, UKM, jasa, dan produk penunjang pariwisata di Pulau Sumba, Provinsi NTT, serta luar NTT.
"Tidak akan dikenakan biaya bagi wisatawan yang ingin menikmati Festival Tenun Ikat Sumba 2017. Wisatawan justru dapat membeli aneka produk kain tenun tersebut. Selain itu, juga bisa menikmati atraksi tarian kolosal khas Sumba," ungkap Marius.
Festival Tenun Ikat Sumba ini merupakan promosi pariwisata yang bertujuan memperkenalkan produk kerajinan dan industri kreatif. Kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mendatangkan kunjungan wisatawan, serta meningkatkan investasi dan perdagangan di Pulau Sumba.
“Berbagai festival di Sumba seperti Festival Sandelwood dan juga Tenun Ikat Sumba nantinya akan diajukan masuk daftar museum rekor Indonesia,” ujarnya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berharap Festival Tenun Ikat Sumba 2017 bisa menggerakkan perekonomian daerah di Pulau Sumba. Ia mengatakan tenun ikat Sumba mesti diinkubasi agar bisa menjadi industri kreatif. Selain itu, kehadiran festival ini akan membuat wisata NTT naik kelas.
Arief menambahkan, tenun ikat Sumba berpotensi menjadi penguat destinasi wisata di Sumba NTT. "Apalagi NTT sudah mempromosikan sebagai New Tourism Theritory. Tenun Sumba bisa menjadi ikon souvenir yang keren," papar Arief.
"Festival ini makin memperindah pesona wisata NTT dan menjadi sarana untuk mempromosikan potensi pariwisata serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut, khususnya ke Pulau Sumba maupun Kabupaten Ende yang berkelas internasional," ujar Arief.
Arief menjelaskan, festival menjadi upaya untuk memperkuat atraksi sebagai bagian penting dari unsur 3A, yakni Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas. Apalagi makin meningkatkan potensi NTT di bidang pariwisatan berkelas dunia.
“NTT merupakan destinasi kelas dunia karena memiliki ikon Komodo, Danau Kalimutu, dan Labuan Bajo yang ditetapkan sebagai destinasi prioritas dikembangkan sebagai Bali Baru,” kata pria yang juga mantan Dirut PT Telkom ini.
source: CNN Indonesia