New York Menjelang Pesta Oscar

New York Menjelang Pesta Oscar
www.kompas.com/wanita/subModeTren

Pesta penghargaan Oscar akan berlangsung bulan depan dengan acara karpet merah yang akan ditaburi bintang-bintang. Demam Oscar dikabarkan juga menjangkiti perancang yang mengikuti pekan mode New York untuk koleksi musim gugur/dingin 2014.

Selama delapan hari, pekan mode yang berakhir Jumat (10/2) diisi oleh nama-nama lama maupun baru. Karl Lagerfeld, yang namanya identik dengan Chanel dan Fendi, meluncurkan pertama kalinya Karl Lagerfeld/Lagerfeld Collection. Meskipun rancangannya mencitrakan diri sang perancang yang selalu berpakaian hitam dan celana berpipa ketat dengan kemeja putih dan dasi pita, tetapi Lagerfeld juga menawarkan gaun-gaun feminin dalam warna lembut.

Marc Jacobs, dengan label Marc yang ditujukan untuk orang muda, mengambil temanya dari era hippie. Rok panjang, celana flanel atau wol yang diolah sehingga tampak pudar dan jaket lebar yang menutup rapat tubuh.

Jacobs dilaporkan sebagai perancang yang mampu menunjukkan bahwa mode bukan berarti jor-joran pamer tubuh. Dia menggunakan lapisan-lapisan kain dan tekstur, kaus kaki, legging, dan sarung tangan hingga ke siku, menutupi kulit.

”Mengapa tidak menutup (kulit)?” komentar Jacobs seperti dikutip Suzy Menkes di International Herald Tribune.

Celana berpipa lurus dan sempit menjadi salah satu pilihan banyak perancang di New York, dan ini adalah salah satu pilihan Michael Kors. Jins denim tidak banyak yang menawarkan di New York kali ini berpipa sempit dimasukkan ke dalam bot. Kors juga membuat knickers (celana dengan panjang pipa tanggung) yang ditawarkan banyak perancang sebagai alternatif pakaian bekerja.

Malam Oscar

Pesta penghargaan Oscar akan berlangsung bulan depan dan para perancang sudah berancang-ancang membujuk para aktris untuk mengenakan gaun rancangan mereka karena ini akan menjadi iklan gratis ke seluruh dunia.

Gaun-gaun malam yang memperlihatkan tubuh sebanyak si pemakai berani mengenakannya tidak heran hadir di berbagai panggung karena gaun-gaun seperti itu akan menarik perhatian media (ingat Liz Hurley dalam balutan gaun Versace hitam berbelahan samping sepanjang tubuh yang dikaitkan memakai peniti?).

Pesan itu tampak dalam koleksi Oscar de la Renta, perancang adibusana yang meskipun desainnya mudah ditebak, tetapi berhasil membawa sesuatu yang klasik tetap relevan dengan masa kini. Untuk pagi hari De la Renta menawarkan atasan brokat metalik dengan celana flanel abu-abu, sementara untuk malam hari ada gaun ramping atau rok yang mengembang dalam warna biru gelap, merah jambu segar, dan coklat karat.

Narciso Rodriguez bertahan dengan ”tanda tangannya”, yaitu banyak menggunakan keliman dan gaun pas di tubuh, hanya kali ini menggunakan warna hitam dan putih.

Menyeimbangkan antara gaya kasual dan keinginan tampil dengan dandanan penuh dilakukan oleh Michael Vollbracht untuk rumah mode Bill Blass. Wujudnya adalah kardigan kasual dipadukan dengan gaun malam, misalnya tuksedo putih sederhana dipadu dengan gaun malam hitam dengan rok mengembang dihias sulaman mawar warna gading.

Di luar gaun malam untuk malam penyerahan Academy Awards, New York menaruh perhatian pula kepada perempuan pekerja. Donna Karan adalah pionirnya dan Carolina Herrera menawarkan sejumlah setelan jas dengan rok berpola kotak-kotak warna karat yang ramping dan mencapai tengah lutut.

Bila ingin berbicara arah mode sesuatu yang sebetulnya menjadi kurang relevan lagi dibicarakan mengingat saat ini gaya individu berada di atas segala-galanya untuk akhir tahun ini, selain warna hitam yang diramalkan akan dikenakan banyak orang adalah legging, atau celana dengan pipa sempit. Busana yang tidak terlalu menampakkan kulit masih akan bertahan dan jaket atau jas akan menjadi perlengkapan penting, entah itu dari bulu yang dipotong pendek mendekati kulit atau dari materi lain. (FWD/AP/AFP/NMP)

Post Author: Indonesia Grament