Ada ‘Kesebelasan Dunia’ dalam Batik Yogya

Ada ‘Kesebelasan Dunia’ dalam Batik Yogya
Kedaulatan rakyat online/29 Juni 2014

DUNIA batik, adalah dunia dinamis kehidupan manusia. Motif-motif batik yang selalu mengandung simbol dan makna, ternyata tidak mandeg. Pesona batik tidak akan hilang dan tetap disuka orang-orang muda, selama motifnya mengikuti selera konsumen.

Sekalipun kadang menimbulkan pro-kontra, toh batik dengan motif ‘kontemporer’ pun tetap bermunculan. Jika di Pekalongan muncul batik sutra motif Piala Dunia, di Yogya pun muncul juga. 

”Hanya kami tidak menorehkan batik motif Piala Dunia di kain sutra. Yang kami buat adalah sprei, bed-cover, korden,” sebut Vera Ghozali, pemilik Batik Tulis Kontemporer ‘Tawon Gung’, saat ditemui Rabu (28/6) pagi di Kawasan Pogung.

Bagi Vera, ini tentu bukan hal baru. Pasalnya, Tawon Gung yang sudah bergerak di bidang batik kontemporer ini beberapa tahun silam pernah meluncurkan produk bed-cover, sprei dengan motif bola dan juga logo-logo tim kesebelasan dunia dan sangat disuka konsumen. Yang menarik sekarang, tambah Vera, pesanan tidak hanya gambar bola atau logo tim tersebut. 

”Mereka meminta dalam sprei, bed-cover itu juga dipasang nama pemain, sesuai posisi mereka dalam kesebelasan itu. Dan supaya tidak salah pasang, pemesan membuat gambar posisi dalam tim yang berlaga di Piala Dunia,” tambah Vera yang belajar banyak dalam Piala Dunia kali ini sembari tertawa.

Ada ‘Kesebelasan Dunia’ yang dalam batik Yogya, memang bukan barang mudah bagi Vera. Bahkan Tomo Kusumadewa — suaminya yang ha-nya menonton — kadangkala tidak memahami betul posisi masing-masing pemain. Dengan banyaknya pesanan yang meminta masing-masing tim kebanggaannya ditorehkan di atas kain, Vera menjadi mengerti kiper A itu posisinya di mana, kemudian B yang menjadi gelandang kanan posisinya di mana dan lain sebagainya. 

”Pokoknya seru lho memasang pemain masing-masing tim di atas kain baik untuk bed-cover maupun sprei. Sementara, logo kesebelasannya dipasang tidak terlalu besar,” tambahnya sembari tergelak. Tim Jerman, Belanda, Brazil adalah beberapa nama yang sudah dituangkan dalam batik kontemporer karyanya.

Eksklusif

Dalam kiprahnya di batik kontemporer, Tawon Gung memang selalu membuat terobosan-terobosan baru. Motif yang tidak banyak diproduksi, membuat karyanya laris dan digemari, karena cukup eksklusif. Apalagi ia telah melakukan terobosan karya bukan hanya untuk sprei, bed-cover, selimut bayi dan blus-blus santai saja. Namun ia membuat karya dalam bentuk mukena, sajadah, tas mukena bahkan kini juga menyentuh kaus dan hiasan dinding segala.

”Saya memang sempat agak shock ketika gempa kemarin. Karena karyawan saya ‘kan banyak dari Bantul. Tapi Alhamdulillah kami tidak ada masalah. Bahkan pesanan meningkat meski hanya lewat SMS dan telepon saja,” tambahnya.

Tidak heran, ketika ditawari Asephi untuk ikut pameran di Jakarta pun, Tawon Gung kemudian seakan berubah menjadi ‘Bandung Bondowoso’. Artinya, ia harus mempersiapkan produk yang hendak dipamerkan, secepat mungkin. Pasalnya, produksinya selalu habis dan tidak ada stok. 

”Karena itu, produk yang kami bawa untuk pameran selalu merupakan maskot semua,” sebut Vera di sela mempersiapkan produk untuk pameran di Jakarta minggu pertama Juli mendatang.

Sekalipun ia tidak melupakan produk lama seperti sprei, bed-cover, sajadah, blus santai kini ia juga melengkapi dengan kaus-kaus eksklusif yang tidak pernah diproduksi sama, juga perlengkapan untuk suvenir pengantin. Ia mengaku, pesanan untuk suvenir pengantin juga kian meningkat akhir-akhir ini. Permintaan suvenir untuk seperangkat alat salat: sajadah, mukena dan tas juga terus meningkat khususnya dari luar kota. Karenanya, produk-produk ini juga dibawa dalam pameran. (Fsy)-k

Post Author: Indonesia Grament