Ekspor TPT Berkurang 20 Persen

Ekspor TPT Berkurang 20 Persen
Kamis, 23 Mar 2014,jawapos.com

Diserang Tiongkok, Tinggal Rp 6 Triliun
SURABAYA -Tiongkok saat ini menjadi pisau bermata ganda dalam mengancam industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional. Selain memukul produk lokal lewat peredaran TPT-nya secara ilegal, produk TPT Tiongkok kini menghantam pasar ekspor Indonesia.

“Saat ini masih bisa ekspor saja sudah untung,” kata Sudarmaji, ketua Asosiasi Perstektilan Indonesia (API) Jatim, kepada Jawa Pos kemarin.

Menurut dia, saat ini TPT Tiongkok membanjiri pasar berbagai negara dengan harga yang murah. Karena daya saing ekspor TPT nasional berkurang, volume ekspor TPT Indonesia tahun ini berkurang hingga 20 persen.

Sejatinya target ekspor TPT nasional tahun ini USD 8 miliar. Target 2014 ini sama dengan realisasi ekspor TPT tahun lalu yang mencapai USD 8,2 miliar. “Kami perkirakan terealisasi USD 6 miliar. Ini disesuaikan dengan realitas yang ada,” ujarnya.

Turunnya volume ekspor tersebut akibat berkurangnya order sehingga kontribusi ekspor TPT Indonesia saat ini hanya lima persen dari pasar TPT internasional. Padahal, Tiongkok bisa mencapai lebih dari 20 persen.

Kurangnya daya saing TPT nasional, menurut dia, bukan disebabkan masalah kualitas. “Kualitas TPT lokal tidak kalah dengan Tiongkok,” katanya.

Dari segi harga, lanjut dia, tekstil lokal juga masih terbilang kompetitif dibandingkan produk Tiongkok tersebut. “Yang tidak kompetitif kan yang di dalam negeri. Sebab, TPT (Tiongkok) masuk secara ilegal (tanpa dikenai bea masuk),” terangnya.

Menurut dia, industri TPT Tiongkok sangat gencar berpromosi. Selain itu, iklim usaha di sana sangat kondusif berkat dukungan pemerintah dan perbankan. Sedangkan di Indonesia, industri menghadapi berbagai kenaikan harga yang mendongkrak biaya operasional. “Daya saingnya jadi berkurang,” ujarnya.

Saat ini tujuan ekspor TPT terbesar Indonesia adalah Jepang, Hongkong, dan Timur Tengah. Sudarmaji berharap agar TPT Indonesia mampu mempertahankan pasarnya di negara-negara tujuan ekspor. “Pemerintah harus memenuhi janji untuk memberikan insentif bagi industri,” ujarnya. (ina)

Post Author: Indonesia Grament