gatra.com
BISNIS yang satu ini tidak terimbas krisis moneter. Makin naik nilai dolar malah makin untung, karena tidak ada bahan yang perlu diimpor. Dan di sektor ini Indonesia merupakan penghasil nomor satu di dunia. “Produksi sarang burung walet di Indonesia setiap tahun diperkirakan mencapai 120 ton,” kata Rosich Amsyari dari Asosiasi Peternak dan Pengusaha Sarang Walet Indonesia (APPSWI) di Semarang, hari ini.
Sarang yang dihasilkan oleh lidah burung tersebut, lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat di kawasan Asia. Yang meliputi Cina, Hongkong, Taiwan, Korea, Malaysia, dan Singapura.
Menurut Amsyari, tingginya produksi sarang burung walet di Indonesia disebabkan suksesnya kegiatan budidaya komoditas tersebut oleh para peternak walet.
Jenis burung walet (collocalia fuciphaga) dapat ditemukan di negara-negara lain khususnya di Asia dengan iklim tropis. “Namun budidaya walet sampai sekarang hanya dilakukan di Indonesia,” katanya.
“Sarang burung walet banyak dihasilkan dari rumah maupun gua. Sebagian besar masih dikelola secara tradisional dan belum dilakukan secara profesional,” katanya pada “Seminar dan Temu Usaha Sektor Agribisnis”.
Akhir-akhir ini produksi dan populasi sarang burung walet di gua semakin berkurang. Naik-turunnya produksi sarang burung walet ada beberapa faktor yang dominan, yakni keadaan iklim (cuaca) yang tidak stabil, sistem budidaya, cara pengutan, dan sistem pengamanan lokasi dari aksi pencurian.
Ia mengatakan, pengusahaan sarang burung walet bukan merupakan pekerjaan yang mudah, karena memerlukan modal dan investasi yang tidak sedikit untuk pembangunan rumah walet.
“Setelah rumah walet mulai menghasilkan masih pula diperlukan pemantauan dan perawatan terhadap koloni burung walet,” katanya.
Dia mengatakan, pengusahaan rumah walet dapat dilakukan melalui pembuatan rumah baru atau modifikasi rumah tua yang telah ada sesuai pola yang ditentukan.
Amsyari mengatakan, pembuatan modifikasi rumah tua yang sedang dihuni burung walet perlu dilakukan secara hati-hati, karena jika tidak memilih waktu yang tepat walet akan kabur ke tempat lain.
“Pembuatan rumah walet baru bisa ditentukan kriteria dan syarat yang harus dilaksanakan, sehingga diharapkan dalam waktu tidak lama walet bisa menempatinya,” kata Amsyari. [Dh, Ant]