Rupiah Melemah Kembali, Sementara Harga Emas Masih Terus Tertekan

Rupiah Melemah Kembali, Sementara Harga Emas Masih Terus Tertekan
Singapura, Rabu

Di Comex New York, harga emas turun pada pembukaan hari Rabu.

Kontrak April diperdagangkan $550, per ounce, turun $4,80. Harga spot pada jam 12.52 GMT (19.52 WIB) Senin tercatat $546,20, turun dari $549,80 pada penutupan Selasa.

Di London, harga emas bertahan pada hari Rabu setelah sehari sebelumnya mengalami penurunan tajam akibat penjualan besar-besaran oleh fund manager.

Penguatan harga kali ini didukung minat pembelian baru dari kalangan industri perhiasan dan investor.

Menanggapi penurunan tajam sehari sebelumnya, analis Commerzbank mengatakan, “Pasar perlu koreksi. Tidak mungkin harga naik terus.”

Analis juga memperkirakan harga masih akan naik pada waktu-waktu mendatang.

Harga di-fix $548,65 per ounce, turun dari $556,30 pada penutupan Selasa. Harga perak tercatat $9,30 per ounce, turun 10 sen.

Di Asia, emas sempat jatuh ke harga terendah dalam tiga pekan terakhir sebelum rebound. Harga yang rendah memicu aksi beli dari toko perhiasan dan investor di Asia dan Timur Tengah.

Pekan lalu, harga emas sempat mencapai $574,60 per ounce, level tertingi selama 25 tahun terakhir akibat ketegangan di Iran serta outlook dolar dan harga minyak yang kurang baik.

Baik pedagang maupun analis percaya harga emas masih akan rally walau turun tajam pada hari Selasa.

Bahkan ada yang memperkirakan, ke depan harga akan mencapai $600, level yang pernah terjadi pada Desember 1980.

Banyak terjadi pembelian fisik pada level harga rendah di pasar Asia. Tapi di Tokio justru terjadi penjualan cut loss pada perdagangan sesi pagi.

Pedagang mengaitkan kenaikan emas baru-baru ini dengan investor kaya Jepang yang banyak mengambil posisi beli di pasar berjangka.

Harga spot sempat melemah ke level $546,90 sebelum akhirnya rebound dan ditutup $550 per ounce, naik dari $549,80 pada penutupan Selasa di New York.

Di Tokio, kontrak Desember ditutup 4 yen lebih rendah menjadi 2.235 yen per gram. (RM/AFP/AP/My) www.analisadaily.com/Ekonomi & Keuangan

Post Author: Indonesia Jewelry