Sarang Rupiah Bernama Walet


www.suaramerdeka.com
Sebagian besar orang pernah mendengar nama burung walet, serta produk yang dihasilkannya yaitu sarang burung. Tetapi karena harganya supermahal, tidak semua orang pernah merasakan kelezatan sarang burung walet. Bagaimana proses produksi burung ini?

MESKI harganya selangit, banyak juga orang yang mengonsumsi sarang burung walet karena meyakini beberapa khasiatnya. Sup sarang burung walet, misalnya, diyakini sanggup menyembuhkan aneka penyakit, juga mendongkrak stamina pria.
Makanan pembuka ini laris-ma-nis di berbagai restoran internasional, bahkan menjadi ”menu wajib” di hotel-hotel berbintang. China adalah negara penikmat sarang burung walet terbesar di dunia. Apalagi setelah tingkat kesejahteraan masyarakatnya melonjak drastis, menyusul kemajuan pesat negara itu di sektor perekonomian.
Sebenarnya banyak rumah walet di Negeri Tirai Bambu ini China. Tapi sarang burung yang dihasilkan tak mampu menutup kebutuhan yang terus meningkat. Tidak heran jika China kini mengimpornya dari negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Hal ini merupakan kabar baik bagi para penangkar sarang burung walet di Tanah Air. Meski demikian, tidaklah mudah untuk menangkarnya. Untuk memulai penangkaran, Anda harus mendapatkan lokasi yang tepat. Hunting lokasinya pun membutuhkan keahlian tersendiri. Pada umumnya, pemilik rumah walet menyerahkan tugas ini kepada konsultas khusus walet.
Konsultan akan mencari jalur terbang yang dilewati kawanan burung ini setiap pagi maupun sore hari. Karena walet merupakan burung pemakan serangga, maka hunting lokasi mesti diarahkan ke tempat-tempat yang banyak dihuni serangga. Misalnya kawasan dekat hutan, persawahan, atau perkebunan, meski ada juga walet yang terbang hingga kawasan pantai.
Persyaratan Bangunan
Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung besar. Luasnya bervariasi, mulai dari 10 x 15 m2 hingga 10 x 20 m2. Walet lebih menyukai bangunan dengan wuwungan (bubungan) tinggi, dan jarak an-tara wuwungan dengan plafon cukup lebar. Rumah walet tidak boleh tertutup pepohonan tinggi. Tembok bangunan dibuat dari dinding berplester, sedangkan bagian luarnya dari campuran semen.
Bagian dalam tembok dibuat dari campuran pasir, kapur, dan semen dengan perbandingan 3:2:1. Hal ini sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau semen, kita bisa menyirami tembok setiap hari.
Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu yang kuat, tua, dan awet (tidak mudah dimakan rengat). Atapnya terbuat dari genteng. Bangunan ini perlu dilengkapi roving room sebagai tempat berputar-putar burung, dan resting room sebagai tempat beristirahat dan bersarang.
Lubang tempat keluar-masuk walet didesain dengan ukuran 20 x 20 cm2 atau 20 x 35 cm2. Lubang ini disediakan di bagian atas bangunan. Jumlah lubang tergantung dari kebutuhan serta situasi-kondisi bangunan. Posisi lubang jangan menghadap ke timur, dan dinding lubang dicat hitam.
Jika lokasi sudah ditemukan, Anda mesti menyediakan rumah atau bangunan sebagai kandang walet. Bangunan ini bisa berada di dataran rendah maupun dataran tinggi (ketinggian maksimal 1.000 meter dari permukaan laut).
Usahakan lokasi ini jauh dari lalu-lalang manusia, relatif aman dari gangguan burung-burung predator, bahkan jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi.
Usaha Rekayasa
Yang rumit adalah mendesain suhu dan kelembaban alami. Hanya dengan suasana bangunan seperti inilah kawanan burung walet mau datang dan membangun sarangnya di tempat itu. Usaha rekayasa me-mang bisa dilakukan, tetapi tidak boleh mengeliminasi kondisi alaminya.
Untuk mengatur suhu dan kelembaban rumah walet, para penangkar biasanya menambah sirkulasi air di dalam dan di luar bangunan. Bisa juga menggunakan teknologi audio, yang mendendangkan suara-suara (rekaman) burung walet dari dalam bangunan.
Sarang burung walet bisa dipanen kalau kondisimemungkinkan, serta dilakukan melalui teknik tertentu. Kesalahan memetik sarang burung bisa berakibat fatal bagi walet maupun rumah walet. Ada kemungkinan walet terganggu dan pindah tempat.
Setelah dipetik, sarang burung dikumpulkan, dibersihkan dan disortir berdasarkan kualitasnya. Semua kotoran yang melekat pada sarang mesti dibersihkan, apalagi produk ini bakal dikonsumsi manusia.
Kualitas sarang burung biasanya ditentukan oleh ketebalannya. Ke-tebalan ini terkait dengan lamanya setiap pasangan walet dalam membuat sarang. Proses ini umumnya berlangsung 33-41 hari, bahkan di musim kemarau sekitar 80 hari.
Kualitas inilah yang menetukan harga sarang burung. Sarang yang sempurna ditandai dengan bentuk seperti mangkuk, tebal 5 cm, kuat, dan bersih. Harganya sekitar Rp 14 juta – Rp 17 juta / kg, dan ba-kal menjadi ”sarang rupiah” bagi pemiliknya.
Jika kurang sempurna, misalnya kotor, serat-seratnya tidak utuh, dan ada kecacatan, harga maksimal hanya Rp 2 juta/kg. Marjin keuntungannya pun menipis, karena biaya produksinya juga relatif mahal.(Dela SY, dari berbagai sumber-32)

Post Author: Swallow Bird Nest