dikti.org
HARI RUJITO – POLITEKNIK NEGERI JEMBER / KELOMPOK PETERNAK WALET DESA SUMBERREJO
Masalah yang dihadapi dalam produksi sarang walet ialah tidak selalu terpenuhinya kondisi yang sesuai dengan mikrohabitat burung walet, yaitu suhu siang hari 24-29oC, kelembapan udara 85-95%, cahaya < 2 fc, dan tersedianya kabut air. Kabut air selain berfungsi membantu melembapkan dan mengatur suhu juga sebagai penarik bagi burung walet untuk masuk ke dalam gedung yang disediakan. Masalah tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan memasang jaringan irigasi yang terdiri atas pipa semprot dinding dalam gedung disertai dengan sprinkle irigation penetralis suhu di luar gedung dan sprayer pengabut hujan buatan di halaman gedung walet. Jaringan irigasi pipa berdiameter 1,5 inci dipasang pada seluruh dinding bagian dalam gedung. Pipa-pipa yang dilubangi kecil-kecil untuk memancarkan air dengan jarak 30 cm dialiri air terus menerus dengan memakai pompa 1,5 PK dari sumur. Pipa itu menjadi satu rangkaian dengan sprayer pengabut pembentuk hujan buatan yang berfungsi untuk arena bermain dan pemancing burung walet dan pipa sprinkle penyemprot genting yang berfungsi sebagai pendingin rumah walet dari luar. Air yang mengalir di lantai ditampung pada saluran pembuang untuk dialirkan ke kolam dan disirkulasikan lagi. Bila ada hujan atau malam hari maka aliran listrik pompa dimatikan. Hasil pengamatan pada penerapan metode irigasi pipa dalam rumah walet menunjukkan bahwa secara efektif terjadi penurunan suhu ruangan menjadi 25oC dan kelembaban meningkat menjadi 85-90%. Dengan kondisi ini maka rumah walet tersebut ideal bagi burung walet untuk membuat sarang. Selain itu pemasangan irigasi di luar rumah walet dapat memancing burung walet untuk datang ke rumah tersebut sehingga dapat meningkatkan populasi walet di dalam gedung.