PERAJIN MAMPU SIASATI DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM

PERAJIN MAMPU SIASATI DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM;
Patung Kayu dan Fiber Patuk Diekspor
Jogjatoday.com/jogjaekonomi

Perajin kayu yang memproduksi patung dan topeng di wilayah Kecamatan Patuk, sangat merasakan dampak kenaikan harga BBM. Di samping biaya produksi meningkat, eksportir banyak yang lari. Padahal para perajin sangat berharap bisa memasarkan produknya langsung kepada eksportir tanpa lewat buyer. Seperti yang diakui perajin kayu Scar Jagat di Widorokulon, Bunder Patuk, bahwa sejak adanya kenaikan harga BBM omzet menurun, karena permintaan untuk ekspor juga menurun.

“Kami tetap melayani permintaan buyer asal Yogyakarta, meskipun nantinya juga dieskpor ke berbagai negara di Eropa,” kata Giyadi yang ditemui KR belum lama ini. Saat ini produk yang dihasilkan Scar Jagat selain patung juga topeng dan berbagai patung satwa. Namun yang saat ini banyak diminati adalah patung manten atau yang lebih dikenal patung Loro Blonyo, dari berbagai ukuran. Saat ini perajin yang memiliki 7 karyawan ini sedang menyelesaikan pesanan dari Yogyakarta meliputi patung manten dengan ukuran 15 centimeter sebanyak 300 set dengan harga Rp 20 ribu/unit, ukuran 20 centimeter sebanyak 250 set dengan harga Rp 25 ribu perset dan ukuran 50 centimeter sebanyak 60 set dengan harga Rp 250 ribu/set. Patung yang dibeli ini kemudian diekspor ke beberapa negara di Eropa lewat eksportir.

Bahan baku yang dipergunakan dari kayu sengon laut, semula perajin di wilayah ini menggunakan kayu pule, namun karena keberadaan kayu semakin sulit dan harganya sudah mahal, maka perajin ini tetap menggunakan kayu sengon laut sebagai bahan baku. Keunggulan dari kayu sengon laut tidak akan pecah maupun kena jamur dan penggarapannya lebih mudah. Namun demikian jika ada pesanan dari kayu jati dan mahoni tetap dilayaninya.

Ditambahkan oleh Giyadi, bahwa sejak ada kenaikan harga BBM omzet penjualan kerajinan kayu ini rata-rata perbulan Rp 17 juta – Rp 20 juta. Padahal sebelumnya bisa mencapai Rp 30 juta. Untuk mengenalkan produknya, perajin ini selain menjalin kerja sama dengan sejumlah biro perjalanan, juga dengan Dekranas DIY maupun Gunungkidul. Pihaknya juga siap mengikuti berbagai pameran tingkat lokal maupun nasional.

Selain kerajinan patung, saat ini di gunungkidul banyak industri kerajinan kecil dan menengah yang dihadapkan pada berbagai kesulitan akibat kenaikan harga BBM. Di satu sisi ingin menaikkan harga untuk menyesuaikan biaya produksi, namun disisi lain jika harga dinaikkan maka order akan lari. Seperti yang dialami oleh perajin patung dan souvenir dari bahan fiberglass Artista Kreatifa di Patuk Gunungkidul, juga menghadapi hal yang sama.

Namun demikian agar kegiatannya masih tetap berlangsung dan pemesan agar tetap berpihak kepadanya, maka meskipun harga BBM naik hampir 100 persen yang disusul dengan kenaikan harga bahan baku, bahan penolong dan biaya transportasi, namun harga produk kerajinan ini masih dengan harga lama. Demikian dikatakan perajin patung Fiber Glass Patuk, Gondo Wiyono baru-baru ini.

Diakui oleh Gondo, bahwa untuk saat ini dengan adanya kenaikan harga BBM yang juga menurunnya nilai rupiah, belum begitu berpengaruh terhadap pemasaran hasil kerajinan yang dihasilkan.

Post Author: admin