Peluang Ekspor Mebel ke Afsel Terbuka Lebar

Bandar Lampung – Peluang ekspor mebel ke Afrika Selatan (Afsel) masih terbuka lebar. Selain untuk konsumsi lokal mengingat negara ini sudah cukup maju, juga untuk reekspor ke negara-negara tetangga di kawasan selatan benua hitam tersebut.
Demikian pendapat Direktur Mahligai Rattan Efli Ramli, sebuah perusahaan mebel rotan yang belum lama ini mengikuti pameran di Kota Johannesburg, Afsel. Penerima trofi Primaniarta tahun 2005 untuk kategori UKM dari Menteri Perdagangan ini berpameran ke Afsel atas bantuan Dinas Koperindag Pemda Lampung.
Dalam percakapan dengan SH di Bandar Lampung, pekan ini, Efli mengatakan, potensi pasar Afsel cukup besar. Selain untuk konsumsi warganya juga terbuka peluang untuk reekspor ke negara-negara tetangga di kawasan selatan benua tersebut.
“Perekonomian Afsel sudah maju sehingga daya beli masyarakat cukup tinggi. Ini merupakan pasar yang potensial,” lanjut Efli yang selama ini mengekspor berbagai jenis mebel rotan ke Eropa.
Untuk sampai kepada kesimpulan tersebut, Efli melakukan peninjauan ke daerah-daerah di Afsel selama empat hari, termasuk ke sentra-sentra pertambangan emas, intan dan lain-lain. “Tidak saja di kota, di daerah-daerah pun banyak pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, terutama di lokasi-lokasi pertambangan,” jelasnya.
Saingan Indonesia dalam memasarkan berbagai produk mebel ke Afsel, menurut pengamatan Efli, adalah Cina. Negeri Tirai Bambu ini melakukan penetrasi pasar besar- besaran melalui promosi yang berkesinambungan di ibukota Afsel. Bahkan, pemerintah Cina sudah membentuk trade center di negara bagian selatan dari benua Afrika tersebut.
Kendala atau hambatan yang dihadapi pengusaha Indonesia dalam berbisnis ke Afsel adalah masih kurangnya dukungan perbankan. Hingga kini belum ada perwakilan perbankan nasional di negara tersebut.
“Hal ini menjadi kendala, seperti juga yang kita hadapi jika berbisnis ke kawasan Eropa Timur,” ungkapnya.
Untuk mensosialisasikan peluang pasar ke kawasan Afsel dan mencari jalan keluar kendala di atas, pada tanggal 15 Desember mendatang Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) akan menyelenggarakan seminar di Jakarta.
“Saya sudah menerima undangannya dan berencana hadir serta memberikan masukan,” tambahnya.
Efli mengaku sedikit khawatir dengan ketepatan waktu pembayaran dari mitra dagangnya. “Sebaiknya Indonesia memiliki perwakilan dagang di sana sehingga ketika barang sampai dan mitra tidak bayar bisa dijual ke yang lain, jadi pengekspor tidak merugi,” usulnya.
Jika kendala perbankan ini bisa diatasi pemerintah, Efli berminat melakukan ekspor produk mebelnya ke Afsel. Apalagi, ia sudah mendapat pesanan (order) dari sejumlah pengimpor di negara itu, sehingga tinggal direalisasikan saja.
(syafnijal dato sinaro/sinarharapan.co.id/ekonomi/usaha)

Post Author: admin