Tahun 2014 Penguatan Investasi Kalbar
Sabtu, 14 Januari 2014
Pontianak,-Â Jika tahun 2005 merupakan tahun investasi, maka memasuki tahun 2014 dijadikan masa penguatan investasi Kalbar. Diantaranya Pemprov Kalbar, berusaha memberikan banyak kemudahan berinvestasi bagi investor. Sehingga diharapkan arus modal yang diputar investor ini, bisa merangsang pertumbuhan ekonomi mikro Kalbar. Dipaparkan Kepala Bidang Kerjasama Bakomapin Kalbar, Drs M Saidi M.Si, seraya menerangkan kemudahan ini tetap memiliki konsekuensi logis dan moral.
“Fasilitas untuk investasi, khususnya untuk bea masuk, berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan (Menkeu) nomor 456/KMK.04/2002, untuk impor barang modal, akan mendapat keringanan bea masuk dengan jangka waktu pengiriman dua tahun,†papar Saidi.
Kemudian, sambung Saidi, untuk impor bahan baku, akan memperoleh keringanan bea masuk untuk kebutuhan dua tahun produksi, dengan jangka pengiriman dua tahun. Bagi perusahaan yang menggunakan mesin produksi dalam negeri, akan mendapatkan keringanan bea masuk untuk kebutuhan empat tahun produksi dan jangka waktu pengimporan selama empat tahun.
“Untuk tarif bea masuk, baik untuk barang modal maupun bahan baku, keringanan berupa tarif akhir bea masuk lima persen. Apabila tarif bea masuk dalam Buku Akhir Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) hanya lima persen atau kurang, maka yang berlaku berada tarif BM dalam BTBMI,†ulasnya.
Untuk bea masuk sendiri, jelas Saidi, berupa pembebasan atas pengenaan pajak pertambahan nilai (PPn) atas impor barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang. Demikian juga bagi failitas investasi lokal, seperti kemudahan dan percepatan pelayanan perizinan daerah. “Impor sendiri, hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah memiliki API sesuai Kepmenperindag nomor 40/MPP/Kep/1/2003, sebagai tanda pengenal importir yang wajib dimiliki setiap perusahaan yang melakukan kegiatan impor,†ulasnya.
Dikatakannya, jika pemenuhan sarana dan prasarana yang ada di Kalbar ini, seperti listrik, air bersih maupun jalan raya yang menjadi penghubung antara daerah sumber bahan baku, pengolahan, sampai obyek pemasaran lambat laun semakin membaik. “Pemenuhan sarana dan prasarana di Kalbar pengerjaannya secara bertahap sesuai kemampuan keuangan yang dimiliki daerah,†timpalnya. (mah)
Â